Andai mahluk tak jelas itu tau, andai mahluk tak jelas itu lebih sedikit memahami..
Gue bukan meminta dia untuk menghentikan langkahnya dan menunggu gue, apalagi buat meminta dia hentikan langkah, lalu berlari ke samping gue, gue ga minta dia buat melakukan itu semua. Yang gue minta, tolong dia mau untuk sedikit memperlambat langkahnya, agar gue bisa selalu ngawasin dia. Dan setidaknya tolong untuk sedikit melirik ke belakang, biar gue bisa liat wajahnya dia. Jangan lari, karena kalo dia lari, gue ga akan pernah bisa ngejar, kalo dia lari, gue ga akan bisa liat dia lagi. Gue ga akan bisa merhatiin punggung dia.
Andai dia mau berlari bersama mahluk lain, gue ga apa-apa. Asal dia selalu berada ditempat yang bisa gue lihat. Minimal berada ditempat yang bisa gue rasakan. Karena mustahil buat gue untuk menghancurkan semuanya. Mustahil buat gue untuk ngapus semuanya. Bener-bener mustahil buat gue untuk menebang pohon yang sudah besar, dimana akarnya sudah menancap terlalu dalam, yang kalau gue tebang, bukan membuat pohon itu musnah, tapi malahan akan tumbuh semakin besar, karena akar yang menancap terlalu dalam.
Gue bukannnya tanpa usaha untuk ngapus semuanya, tapi karena memang semuanya begitu mendalam. Hufh gue yang seperti orang bodoh, yang tetap menanti padahal asa itu bukan hanya tak pasti, tapi tak pernah nyata. Begitulah nasib si bodoh.
aduh dalem banget mbaaak. samaaa :(
BalasHapus