Sabtu, 24 Desember 2011

Antara WTC dan Trauma Pelvis

Mencicil PBL pagi buta membuat saya berpikir nyeleneh. Mungkin efek dari insomnia yang saya alami saat ini. Jika dipikir-pikir, trauma pelvis di skenario mirip-mirip dengan yang terjadi pada gedung WTC 2001 silam. Lho kok bisa?

Kisi-Kisi Farmako Neuro

Obat Anastesi
  1. Amida : Kerja di intestinal lama.
  2. Ester : Kerja di intestinal cepat.
  • Mayoritas obat anastesi adalah vasodilatasikecuali Lidokain.
  • Karena sifatnya yang vasodilatasi dilakukan juga pemberian obat yang bersifatvasokonstriksi. Selain untuk meminimalisir toksisitas ketika masuk ke pembuluh darah, ini juga berfungsi memperlama efek obat.
CNS-Stimulant (Obat Perangsang SSP)
  1. Theophylline bronkodilator (obat asma) 
  2. Theobromine
  3. Caffeine : olahraga
  • Ketiganya merupakan obat golongan xantine.
  • Apabila toksik yang tidak terkonduksi ditambah dengan diazepam.
Antiparkinson
  • Pada penyakit parkinson terjadi kerusakan pada ganglia basalis, sehingga terjadipenurunan sintesis dopamin serta efek kolinergik yang dominan.
  • Dopamin sendiri tidak dapat langsung menembus BBB (blood brain barrier). Oleh karena itu pada kasus parkinson diberikan levodopa (prekursor dopamin).
  • Sayangnya levodopa ini dapat dirubah menjadi dopamin oleh enzim dekarboksilase yang ada di perifer. Oleh sebab itu disertai pemberian karbidopa (inhibitor dekarboksilase perifer).
  • E.S : peningkatan tekanan darah
  • Ada pula obat anti parkinson yang lain yaitu bromokriptin (agonis dopamin).
  • Mekanisme kerja : merangsang reseptor D2.
  • Pada bromokriptin tidak tergantung enzim dekarboksilase.
  • Antikolinergik sentral (triheksifenidil)
  • Antihistamin : memiliki efek antikolinergik
  • Dopamino-antikolinergik (amantidin)
Antikonvulsi (Obat Anti-Kejang)
  • Epilepsi dibagi menjadi 2,yaitu :
  1. Epilepsi umum : kejang menyeluruh (seluruh tubuh)
  2. Epilepsi parsial : kejang sebagian, tanpa disertai dengan penurunan kesadaran
  • Golongan obat :
1. Hidatoin (Fenitoin)
  • Pemberian pada anak secara jangka panjang dapat menyebabkan hirsutism
  • Stabilisasi membran sel
  • Penurunan aliran Na dan pemasukan Cl
  • Efek lama sehingga kejang tidak langsung berhenti
  • E.S : nistagmus (overdosis)
  • Bersifat teratogenik*
2. Barbiturat (Fenobarbital) : luminal
3. Karbamazepin : perbaiki mood
4. Benzodiazepam (diazepam) : status epileptikus
5. Asam valproat : untuk epilepsi umum

*) Fenitoin memang bersifat teratogenik, tetapi apabila ibu hamil ini sudah cocok pakai fenitoin, terusin aja, ga apa-apa. Daripada kejang terus, bahaya juga untuk ibunya, yang akan berefek pada anaknya.
Penangan pertama kejang itu dikasih diazepam. Pada dewasa diberikan secara injeksi. Sedangkan pada anak secara rektal.

Obat Hipnotik-Sedatif
  • Mekanisme : menekan aktifitas mental
  • Golongan obat :
1. Benzodiazepam
  • Berikatan dengan reseptor GABA, sehingga terjadi penurunan GABA. Penurunan ini mengakibatkan terbukanya kanal Cl.
  • Efek : agonis penuh
  • K.I : pasien mendengkur, PPOK (bisa mengakibatkan hipoksia alveolar)
2. Barbiturat

Kulit Panca Indera (Kisi-Kisi)

Herpes Simpleks
Etiologi
  • HSV 1 : mulut/hidung (anak)
  • HSV 2 : genital (dewasa)
Gejala
Primer
  • Sistemik : malaise dkk.
  • Vesikel berkelompok (kulit lembab)
  • Eritematosa (jernih sampai seropurulen) sampai krusta
  • Ulser dangkal tanpa sikatrik
Laten
  • Tanpa gejala
Rekurens
  • HSV sampai dengan ganglion dorsalis
  • = primer
Pemeriksaan Penunjang
  • Tzanck dengan pewarnaan Giemsa : sel inti banyak, badan inklusi intranuklear
Terapi
  • Asiklovir
Herpes Zoster
Etiologi
  • VZV
Gejala
Prodromal
  • Sistemik : demam, pusing, malaise
  • Lokal : nyeri otot-tulang, gatal, pegal
Lesi
  • Erupsi lokalisata dan unilateral
  • Eritema, vesikel (jernih sampai keruh) berkelompok, pustul, krusta 
Pemeriksaan Penunjang
  • Tzanck : sel datia inti banyak
Terapi
  • Asiklovir
Psoriasis Vulgaris
Etiologi
  • Autoimun (diduga)
  • Akut : streptococcus
Gejala
  • Bercak eritema, plak meninggi, batas tegas, skuama kasar
  • Fenomena tetesan lilin : saat digores skuama berubah jadi garis-garis putih
  • Auspitz : serum atau bintik-bintik darah (papilomatosis)
  • Gatal ringan (kadang)
  • Lokasi : daerah perbatasan, lipatan (siku, lutut), lumbosacral
Pemeriksaan Penunjang (Histopatologi)
  • Hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis
  • Stratum spinosum : kelompok leukosit (abses Munro)
  • Subepidermis : papillomatosis, vasodilatasi
Terapi
  • Topikal : preparat ter (biasanya)
Dermatitis Seboroik
Etiologi
  • Pityrosporum ovale (mayoritas)
Gejala
  • Eritema dan skuamosa berminyak dan kekuningan
  • Batas kurang jelas (tidak jelas)
  • Stigma tidak atopi
  • Ringan (pitiriasis sika) : bercak kecil, skuama halus dan kasar (ketombe)
  • Pitiriasis steatoides : berminyak, eritema dan krusta tebal
Terapi
  • Topikal : ter, resorsin 1-3%, sulfur praesipitatum 4-20%, KS
  • Sistemik (oral) : KS (prednisone) + Ab (infeksi sekunder positif)
Tinea Capitis (Dermatofitosis)
  • Letak : kulit dan rambut kepala
  • Lesi : bersisik, kemerahan, alopesia, kerion (gambaran berat)
  • Terapi : griseofulvin (sistemik), ketokonazol, asam salisilat, asam benzoat (topikal)
  • Klasifikasi secara klinik :
1. Grey patch ringworm
  • >> anak-anak
  • Papul merah, kecil disekitar rambut
  • Papul melebar, bentuk bercak, pucat, bersisik
  • Gatal
  • Rambut abu-abu, tidak mengkilat, mudah patah, tidak nyeri
  • Batas tidak jelas
  • Lampu Wood : fluoresensi hijau kekuningan
2. Kerion
  • Peradangan berat : pembengkakan (mirip sarang lebah) dengan serbukan sel radang padat disekitar
  • Jaringan parut (+)
  • Alopesia menetap
3. Black dot ringworm
  • Di muara folikel rambut mudah patah
  • Spora >> ujung rambut
  • Folikel rambut menghitam (black dot)
Tinea Corporis (Dermatofitosis)
  • Lokasi : kulit tubuh tidak berambut
  • Lesi : bulat/lonjong, batas tegas, eritema, skuama, kadang vesikel dan papul di tepi, erosi dan krusta kalau digaruk
  • Anak > dewasa
  • Tanda radang nyata
  • Terapi : = T.capitis
Tinea Vesicolor (Non-Dermatofitosis)
  • Bercak warna-warni, bentuk teratur sampai tidak teratur, batas tegas sampai difus
  • Lampu Wood : bercak berfloresensi (kuning keemasan)
  • KOH 20% : gambaran spaghetti dan meatball, hifa pendek, spora bulat berkelompok
  • Terapi : selenium sulfide (suspensi)

Tau Tau

Udah lama ngga nge-post. Tau tau udah akhir tahun aja. Sebenarnya banyak banget yang mau ditulis, tapi memang ngga di post disini. Ada yang di post di note facebook. Ada yang tertulis di buku catatan. Atau bahkan ada yang hanya sebatas angan.
Postingan yang kali ini juga sebenarnya postingan lapuk. Idenya pas berangkat kampus beberapa hari yang lalu. Let's check this out!